CITRA POSITIF DAN MENJADI DIRI SENDIRI CITRA POSITIF DAN MENJADI DIRI SENDIRI - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

CITRA POSITIF DAN MENJADI DIRI SENDIRI

Mengembangkan Citra Positif dan Tetap Men-jadi Diri Sendiri

Personal branding atau mencitrakan diri sendiri menjadi ke-harusan di era modern. Anda harus menyadari bahwa persaingan masak kini begitu ketat sehingga menuntut kerja ekstra demi mencapainya kesuksesan. Dalam hal kesuksesan seseorang di dunia kerja, hal tersebut ditentukan oleh adanya keyakinan untuk menjadi diri sendiri.

Sebagai seorang karyawan di perusahaan tertentu, anda memiliki tugas dan kewajiban personal, yaitu membuat citra diri anda lebih baik. Pencitraan diperlukan untuk membuat diri anda tampak elegan dan menyenangkan, baik bagi rekan-rekan sekantor maupun di mata atasan.


Menurut Siswanto, citra diri dapat disebut sebagai inti kepridadian. Adapun pengertian citra diri di sini ialah gambaran atau konsep seseorang tentang sosok dirinya yang memiliki aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik terdiri dari gambaran penampilan secara fisik. Adapun aspek psikologis terdiri dari gambaran seseorang tentang kelayakannya sebagai pribadi dalam hubungannya dengan kemampuan yang dimiliki, sifat-sifat, serta kehidupan rohani.

Pada umumnya, citra diri (self-esteem) yang sehat dan kuat adalah pondasi penentu keberhasilan seseorang berjiwa juara dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Citra diri sebagai pondasi keberhasilan memang harus anda miliki untuk meraih posisi sebagai sosok yang diutamakan di tempat kerja. Namun demikian, patut dipahami bahwa mencitrakan diri menjadi lebih baik bukan berarti anda tidak menjadi diri sendiri selama membuat citra di mata sesama rekan kerja dan atasan.

Demi mempermudah anda dalam melakukan pencitraan yang positif, perhatikan beberapa langkah berikut :

Pertama, baca dan pahami sosok pribadi anda sendiri. Memahami diri sendiri adalah meyakini bahwa anda sebagai manusia yang unik dengan segenap kelebihan dan kekurangan sebagai ciptaan sempurna dari Tuhan. Oleh karena itu, anda perlu memiliki rasa kagum terhadap segala hal yang anda miliki. Dengan demikian, anda mampu menjadi motivator yang baik bagi diri sendiri untuk lebih maju dan semakin baik, khusunya di lingkungan kerja. Artinya, cara pertama ini merupakan langkah paling efektif dalam membantu meningkatkan citra diri anda.

Kedua, setelah sanggup meningkatkan citra diri dengan cara sendiri, anda harus mampu menahan diri untuk membanding-bandingkan diri anda dengan orang lain. Dalam hal ini, anda perlu memahami bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa melahirkan dampak negatif terhadap kemajuan anda. Pengecualian dapat diberikan apabila anda mampu menjadikan prestasi orang lain sebagai contoh teladan dan motivasi.

Ketiga, anda perlu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Dalam rangka menciptakan perubahan yang lebih baik, anda harus membuat pikiran menjadi positif terlebih dahulu. Pada saat yang bersamaan, anda harus menyadari bahwa situasi positif dalam lingkungan kerja adalah tugas anda sendiri. Intinya, anda tidak bisa berharap kepada orang lain untuk mewujudkan lingkungan yang positif. Pada dasarnya, anda yang semestinya membuat lingkungan positif tersebut. Langkah ini penting dilakukan demi meningkatkan citra diri sendiri di lingkungan kerja tanpa menghilangkan jati diri dan pendirian anda yang sejati.

Keempat, melakukan sesuatu atau bertindak. Inilah langkah terakhir yang harus anda tunaikan. Bertindak adalah upaya paling nyata untuk meningkatkan citra diri. Bertindak adalah kebaikan sempurna bagi setiap manusia, termasuk bagi anda yang berada dalam lingkungan pekerjaan. Hal ini sebagaimana sebuah ungkapan bijak, “lebih baik bertindak walaupun sedikit daripada tenggelam pada angan-agan ingin berbuat banyak”. Begitulah ungkapan seorang mantan aktivis, Zainal Arifin Toha.

Demikianlah langkah-langkah dasar yang dapat diterapkan untuk meningkatkan citra diri anda sembari tetap bertahan menjadi diri sendiri. Menurut Wiharyani, apabila anda mempunyai suatu citra diri yang baik dan positif, tentu saja akan lebih banyak orang yang ingin bersahabat ataupun mendekatkan diri dengan anda. Sebaliknya, bilamana yang ditampilkan ialah suatu citra diri yang kurang baik dan negatif, sudah pasti anda akan kesepian. Sebab, banyak orang yang menolak untuk sekedar berdekatan dengan anda.

Lebih lanjut, Wiharyani menegaskan mengenai cara mengenali citra diri. Sudah selayaknya anda memiliki kesadaran dalam pengertian kepekaan terhadap lingkungan, termasuk pada diri sendiri. Anda harus menyadari apakah penampilan serta sikap dan prilaku anda berdampak positif (bermanfaat) bagi orang lain atau malah membuat mereka merasa sebal untuk bertemu. Untuk membangun kesadaran, anda terlebih dahulu harus sesering mungkin melihat kedalam diri sendiri serta memperhatikan dampak-dampak pola hubungan dan komunikasi yang disampaikan terhadap respon dari orang lain.

Dari sini, kesadaran anda akan meningkat. Apabila memiliki kesadaran tinggi, anda akan mudah menyesuaikan diri dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap citra diri. Dengan demikian, di kemudian hari anda dapat memperbaiki hubungan-hubungan dan komunikasi dengan orang lain. Hal tersebut tentu saja berdampak anda lebih dekat serta mendapatkan respon positif dari orang lain. Baca juga MENJADI PEKERJA HARUS BERMENTAL JUARA


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d